Langsung ke konten utama

Pandemi Covid-19 Melatih Keyakinan Hati Atas Pembagian Rezeki


Selalu berfikir positif terhadap segala sesuatu memang tak mudah, apalagi memandang positif terhadap suatu yang dinilai buruk, tentu akan jauh lebih sulit lagi. Setidaknya begitulah selayang pandang keadaan saat ini. Bukan hal mudah untuk mengambil sisi positif dari tragedi pandemi Covid-19. Dampak dari pandemi Covid-19 amat sangat memilukan. Betapa tidak, separuh dari aktifitas penduduk bumi menjadi terhenti.

Yang amat terasa ialah dampak terhadap kondisi ekonomi, mereka yang kehilangan pekerjaan (terkena PHK massal), hingga sejumlah pedagang (wiraswasta) yang berakhir sepi, bahkan tutup tokonya akibat musibah ini. Wal hasil mereka-mereka itulah yang menjadi pengangguran dan dirasa tidak mendapatkan rezeki karena hanya berdiam diri dirumah. Mau bagaimana lagi, desakan keadaan lah yang menjadikan mereka dengan sendirinya menerapkan anjuran pemerintah, yakni “stay at home” dan “social distancing”.

Melihat dampak dari pandemi Covid-19, apakah benar mereka yang stay at home, tidak bekerja dan menerapkan social distancing tidak akan mendapatkan rezeki?
Lantas bagaimana jalan rezeki bagi orang-orang tersebut?

Diantaranya Nabi Muhammad  Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam pernah bersabda:

كَتَبَ اللَّهُ مَقَادِيرَ الْخَلاَئِقِ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ بِخَمْسِينَ أَلْفَ سَنَة

“Allah telah mencatat takdir setiap makhluk sebelum 50.000 tahun sebelum penciptaan langit dan bumi.” (HR. Muslim no. 2653, dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash)

Dalam hadits lainnya disebutkan,

إِنَّ أَوَّلَ مَا خَلَقَ اللَّهُ الْقَلَمَ فَقَالَ اكْتُبْ. فَقَالَ مَا أَكْتُبُ قَالَ اكْتُبِ الْقَدَرَ مَا كَانَ وَمَا هُوَ كَائِنٌ إِلَى الأَبَدِ

“Sesungguhnya awal yang Allah ciptakan (setelah ‘arsy, air dan angin) adalah qalam (pena), kemudian Allah berfirman, Tulislah. Pena berkata, Apa yang harus aku tulis. Allah berfirman, Tulislah takdir berbagai kejadian dan yang terjadi selamanya. (HR. Tirmidzi no. 2155)

Dari kedua hadis di atas menunjukkan bahwa takdir seluruh makhluk (tanpa terkecuali) telah diatur oleh-Nya dari sejak lahir sampai ajal menjemput, tentu rangkaian mekanisme pengaturan tersebut juga termasuk kapan, dimana, dan berapa jatah rezeki yang akan diterima, jadi sebenarnya manusia tak perlu kawatir perihal rezeki. Asal mau sedikit berusaha pasti akan tercukupi, usahanya pun beragam, ada yang secara dhohiriyah (aktifitas fisik) dan bathiniyyah (mendekatkan diri kepada Allah).

Ibnul Qayyim dalam kitabnya yang berjudul Al Fawaid juga mengatakan:

فرِّغ خاطرك للهم بِمَا أُمرت بِهِ، وَلَا تشغله بِمَا ضمن لَك، فَإِن الرزق وَالْأَجَل قرينان مضمونان، فَمَا دَامَ الْأَجَل بَاقِيا كَانَ الرزق آتِيَا وَإِذا سد عَلَيْك بِحِكْمَتِهِ طَرِيقا من طرقه، فتح لَك برحمته طَرِيقا أَنْفَع لَك مِنْه

“Fokuskanlah pikiranmu untuk memikirkan apapun yang diperintahkan Allah kepadamu. Jangan menyibukkannya dengan rezeki yang sudah dijamin untukmu. Karena rezeki dan ajal adalah dua hal yang sudah dijamin, selama masih ada sisa ajal, rezeki pasti datang. Jika Allah -dengan hikmahNya- berkehendak menutup salah satu jalan rezekimu, Dia pasti dengan rahmatNya- membukan jalan lain yang lebih bermanfaat bagimu.” (Qayyim, 2008: 94)

Kalau Allah menutup satu pintu rezekinya untuk kita, bisa jadi Ia tidak ridho dengan jalan rezeki kita selama ini, atau bahkan Ia punya rencana lain yang kita tidak tau, mungkin agar kita mulai memperbaiki diri menjadi pribadi yang lebih baik, mungkin agar kita semakin mendekatkan diri dan mempererat hubungan keromantisan dengan-Nya. Tak ada yang tau.

Namun yang pasti, jika Allah dengan mudahnya menutup satu pintu rezeki untuk kita, pun demikian dengan rahmat-Nya pula, Allah akan memberikan jalan rezeki lain yang jauh lebih baik dan lebih banyak untuk kita.

Maka Seyogyanya di masa pandemi Covid-19 saat ini, sebagai usaha untuk memutus mata rantai penyebaran virus tersebut, hendaknya kita tak perlu kawatir lagi untuk selalu tinggal di rumah saja, dan membatasi bersosial dengan orang lain, tentu seraya memperbanyak beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah, tanpa takut akan permasalahan rezeki.

Karena seperti yang telah dijelaskan di atas, rezeki sudah diatur oleh Sang Maha Pengatur Rezeki. Bagaimana jalan rezeki itu menuju kita, biarlah menjadi urusan-Nya. Memang untuk sementara, rezeki kita saat ini terasa sempit, karena ketiadaan income, namun bisa jadi Allah sedang mempersiapkan rezeki yang melimpah ruah dan berlipat ganda setelah wabah pandemi ini berakhir.
Sebagaimana firman Allah SWT:

فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا

“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan,” (QS. Al-Insyirah 94: 5)

وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ

“Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan keperluannya” (QS. Ath-Thalaq 65 : 3).

Komentar