Langsung ke konten utama

Puisi: Kawan



Lalu lalang gemuruh angin yang terhempas dari baling-baling kipas, menyingkap, mengusir keheningan malam. 

Naas, gemuruhnya tak kuasa mengusir kepulan polusi angan-angan.

Membayangkan, seandainya dengan sekejap keadaan kembali seperti semula, tentunya ketentraman dan kebahagiaan akan senantiasa berkobar-kobar.

Kurindu, masa-masa dimana berjabat tangan mampu memercik api senyuman. 

Kurindu, masa-masa dimana memandang wajah tiada terhalang oleh alat pengaman. 

Kurindu, berbincang-bincang erat tanpa ada rasa khawatir akan kesehatan.

Namun, realita berbisik lembut ke telinga.

Seakan berkata:
"Kawan, sampai kapan keadaan akan tetap seperti ini?
Kawan, sudikah kau memperpanjang keadaan yang menjemukan ini? 
Tegakah kau terus menyaksikan berita penguburan jiwa-jiwa yang duka?
Relakah kau membahayakan orang lain hanya demi pemuas egomu semata?
Kawan, sekejap menahan, sekejap bertahan, niscaya, sekejap juga akan sirna wabah kesengsaraan."

Komentar