Sajak masa lalu menggema tersua
Balok-balok nada penuh lara
Aku iri pada tradisi prestasi
Aku iri pada kepingan-kepingan birahi
Aku iri pada espektasi diri sendiri
Menabur anai-anai penuh sesal
Kepingan emosi tercecer di aspal
Goresan luka itu nampak begitu nyala
Menggoda hati penuh nestapa
Mampukah sang pujangga bangkit
Mampukah kepingan sanjung bersora-sorai terjangkit
Dalam hias penuh potensi
Jati diri terukir ironi.
Surabaya, 28 Juli 2020
Komentar
Posting Komentar