Langsung ke konten utama

Opini: Menebak Masa Depan Moderasi Beragama di Indonesia


Dengan menyimak berbagai tantangan yang menghadang dan potensi-potensi yang dimiliki, kemungkinan keberhasilan atau malah kegagalan terkait masa depan moderasi beragama di Indonesia menjadi dipertanyakan. 

Di satu sisi, terdapat pandangan yang terlalu optimistik; melihat bahwa moderasi beragama (moderasi Islam) merupakan aliran utama pemikiran keagamaan di Indonesia yang mutakhir, dan memiliki masa depan yang cerah. 

Di sisi lain, terdapat penolakan total terhadap moderasi beragama, karena pemikirannya-pemikirannya dianggap sesat dan dapat menyesatkan umat, salah satunya dilabeli sebagai gerakan keagamaan banci yang tidak mampu bersikap tegas dalam menyuarakan pilihan.

Secara keseluruhan bisa dikatakan masa depan moderasi beragama di Indonesia masih remang-remang (belum jelas), meskipun belakangan banyak tokoh-tokoh yang secara masif menyuarakan pemikiran-pemikiran tentang moderasi beragama, namun tidak sedikit pula terdapat penolakan dan perlawanan dari kelompok-kelompok konservatif (radikal).

Ada sejumlah tantangan menghadang di depan mata atau bisa juga diubah menjadi peluang jika pandai mengelolanya, yaitu: 

Pertama, belum hidupnya tradisi berfikir di kalangan umat beragama, khususnya umat Islam, sehingga ketika muncul pemikiran-pemikiran baru yang memperluas horizon pemahaman keagamaan tidak berusaha mengapresiasi dan memahami. Tetapi buru-buru menolak dan menentangnya. 

Kedua, semaraknya gerakan “fundamentalis (radikalis)” yang berfikiran hitam putih atau salah benar dalam memahami permasalahan agama, kalau tidak sejalan dengan pemikirannya maka dianggap sesat dan menyesatkan sehingga harus ditumpas. 

Ketiga, Krisis sosial ekonomi bangsa Indonesia yang tidak kunjung membaik membuat banyak orang frustasi, dan mendorongnya untuk lari pada model keberagamaan fundamentalistik yang memberikan suasana peneguhan diri, dan juga model-model keberagamaan baru yang nyeleneh dan menuai pro serta kontra.

Di samping terbentang sejumlah tantangan, tipe keragamaan yang moderat juga memiliki beberapa potensi yang menjadi kekuatan pendorong akselerasi perkembangannya di masa depan. 

Faktor-faktor pendorong tersebut diantaranya adalah semakin luasnya horizon pemikiran umat beragama di Indonesia, seiring masuknya gagasan-gagasan baru, baik yang berasal dari dunia Timur ataupun Barat.

Kemudian akses pendidikan tinggi semakin mudah dijangkau oleh anak-anak yang dapat meningkatkan keterbukaan, minat baca, dan budaya tulis dikalangan umat beragama.

Dan terakhir, keberadaan para pegiat pemahaman keagamaan yang moderat rata-rata berada pada usia masih muda, sebuah usia produktif untuk berkarya, dan seiring pertambahan umur pemikiran-pemikiran dan aksinya akan semakin beragam.

Melihat tantangan dan potensi yang dimiliki, rasanya masih harus meraba-raba ketika ingin menimbang dan memprediksikan kecenderungan perjalanan masa depan moderasi beragama di Indonesia. 

Sebab, di samping kekuatan-kekuatan pemahaman beragama yang moderat masih bersifat potensial, fluktuasi faktor-faktor-faktor tantangan eksternal juga sangat berpengaruh. Seperti situasi sosial, keadaan ekonomi, lingkungan tempat tinggal, dan juga mekanisme mendapat informasi keagamaan. 

Ditinjau dari sudut pandang ini, eksistensi pemahaman keagamaan yang moderat masih sangat rentan, karena dari sisi pemikiran masih belum mantap dan daya dukung umat untuk mendorong gerakan pemikiran juga masih minim. 

Oleh sebab itu, secara tentatif dalam rentang waktu satu atau dua dekade ke depan gerakan moderasi beragama masih tetap terbatas pada kalangan intelektual.

Namun menurut saya dengan gairah optimistis yang luar biasa, gerakan moderasi beragama di Indonesia akan terus menyebar keseluruh penjuru umat beragama di Indonesia. 

Dikarenakan banyaknya pegiat-pegiat pemahaman moderat dalam beragama yang terus menabur benih-benih cinta kasih, dan secara masif memberikan penjelasan-penjelasan akan kesantunan ajaran suatu agama melalui tulisan-tulisan yang beredar di media sosial.

Dampaknya sungguh sangat luar biasa, aksi tersebut sebagai counter attack terhadap doktrinasi paham-paham radikal (konservatif) yang menjamur belakangan. 

Adanya beragam situs-situs online yang getol menyuarakan pemahaman keberagamaan yang moderat, seperti halnya situs arrahim.id, alif.id, islami.co, iqro.id, bincangsyariah.com, nu.or.id, ibtimes.id, dan masih banyak lagi yang lain, agaknya menjadikan peniliti sangat yakin dan optimis akan kecerahan masa depan moderasi beragama di Indonesia. 

Sebagaimana Azyumardi Azra yang juga sangat optimistik akan kemoderatan bangsa Indonesia. Azra menjelaskan bahwa karakter utama masyarakat Indonesia adalah sangat moderat, digambarkan dengan ekspresi masyarakatnya yang kental akan sikap ramah tamah dan juga sering tersenyum, jauh dari sifat kekerasan dan merusak. 

Tradisi komoderatan tersebut sudah ada sejak dahulu kala, dan akan terus melekat kuat sepanjang masa dalam jati diri bangsa Indonesia, khususnya seluruh umat beragama di dalamnya.


Komentar