Langsung ke konten utama

Postingan

Puisi: Dulu dan Rindu

Mimpi masa lalu yang kembali datang tadi malam Selalu datang bergilir tanpa permisi                  Aku heran, , Sudah kesekian kali mimpi itu hadir dalam kabut bayang                 Aku pun tak mengerti Apa karena masih ada rasa yang terpendam? Rasaku, ataukah rasamu?                 Entah, , Yang pasti, , , panasnya waktu, membakar harapan-harapan di masa lalu                 Yang dulu terbangun mapan                 Kini hilang dalam angan-angan.                                              Surabaya, 17 Januari 2021
Postingan terbaru

Opini: Menebak Masa Depan Moderasi Beragama di Indonesia

D engan menyimak berbagai tantangan yang menghadang dan potensi-potensi yang dimiliki,  kemungkinan keberhasilan atau malah kegagalan terkait masa depan moderasi beragama di Indonesia menjadi dipertanyakan.  Di satu sisi, terdapat pandangan yang terlalu optimistik; melihat bahwa moderasi beragama (moderasi Islam) merupakan aliran utama pemikiran keagamaan di Indonesia yang mutakhir, dan memiliki masa depan yang cerah.  Di sisi lain, terdapat penolakan total terhadap moderasi beragama, karena pemikirannya-pemikirannya dianggap sesat dan dapat menyesatkan umat, salah satunya dilabeli sebagai gerakan keagamaan banci  yang tidak mampu bersikap tegas dalam menyuarakan pilihan. Secara keseluruhan bisa dikatakan masa depan moderasi beragama di Indonesia masih remang-remang (belum jelas), meskipun belakangan banyak tokoh-tokoh yang secara masif menyuarakan pemikiran-pemikiran tentang moderasi beragama, namun tidak sedikit pula terdapat penolakan dan perlawanan dari kelompok-kelompok konservat

Opini: Ada Hoax di Balik Seruan Jihad

Kata jihad seringkali menjadi pemicu masalah di sejumlah negara dengan populasi muslim besar. Hal tersebut didasari oleh fenomena “gagal paham” atas makna jihad. Kerapkali kalangan umat Muslim bahkan juga non-Muslim mengalami pemaknaan yang salah dalam mengartikan kata jihad itu sendiri.  Tak lama yang lalu beredar isu dan gambar-gambar meme yang memantik prihatin, di mana narasi-narasi kalimat yang beredar sangatlah bersifat agitatif, kurang lebih berikut salah satu kalimat yang tertera, “Hanya dalam naungan khilafah, perempuan dimuliakan”.  Masih hangat dalam ingatan kita bagaimana eks. simpatisan gerakan Islamic State in Iraq and Syria (ISIS) bernama Nurshadrina Khaira Dhania saat di wawancarai dalam acara talkshow “Rosi” tahun lalu, di mana ia membeberkan pengakuan yang cukup mencengangkan. Dalam pengakuannya itu, ia menyebutkan bahwa dirinya telah tertipu oleh bujuk rayu kelompok ISIS yang mengatasnamakan Jihad untuk mencuci otaknya, sehingga akhirnya ia pun sudi ber

Puisi: Hentakan Kesedihan

Sajak masa lalu menggema tersua Balok-balok nada penuh lara Aku iri pada tradisi prestasi                     Aku iri pada kepingan-kepingan birahi Aku iri pada espektasi diri sendiri          Menabur anai-anai penuh sesal Kepingan emosi tercecer di aspal Goresan luka itu nampak begitu nyala Menggoda hati penuh nestapa                Mampukah sang pujangga bangkit Mampukah kepingan sanjung bersora-sorai terjangkit Dalam hias penuh potensi                       Jati diri terukir ironi.                                 Surabaya, 28 Juli 2020

Opini: Yang Harus Dicermati dalam Kasus Novel Baswedan

Kasus Novel Baswedan memang masih menarik sekali untuk diikuti, terkait prosesi berjalannya hukum memang seakan penuh intrik serta polemik. Kalau dianalisis lebih lanjut ada beberapa poin yang harus menjadi pertimbangan bagi kita sebagai insan penikmat informasi, tentu juga sebagai netijen budiman dalam memandang sebuah kasus di medsos. Kita tahu bahwa kasus Pak Novel ini adalah buah panjang dari keterlambatan proses hukum, di mana perlu waktu sekian lama sebelum akhirnya bisa tertangkap sang pelaku dan digelar sidang perkara. Yang ingin saya kritisi adalah terlepas bagaimana keadilan ditegakkan, entah sengaja atau tidak, yang pasti tindakan pelaku memang sebuah kriminal dan tentu wajib mendapat hukuman sebagai balasan atas tindakannya. Namun, belakangan diketahui banyak orang seakan hanyut dalam hagemoni golongan yang menggiring opini bahwa kasus novel tersebut berbuntut pada ketidak adilan rezim penguasa, seluruh imbas keburukannya dilayangkan pada bobroknya rezim,rezim dan

Cerpen: Jiangkrek

Berangkat dari pertanyaan yang dikirim lewat WhatsApp tadi sore, tepatnya dari kawan saya yang baru saja akrab dan ternyata dia juga baru tau nama lengkap saya siapa. Ya, barang tentu fokusnya pada nama belakang saya yang terasa agak aneh itu. Begini pertanyaannya: "Namamu kok onok Iramane seh Ga, bapakmu seneng dangdut ya? "Kok tau?" Balas saya. (Sambil berharap dalam hati ada jawaban darinya: "karna kau telah menggoyangkan hatiku"). "Owalah, kan tenan" balasnya. Dalam hati saya mbatin "yaah kecewa deh, ternyata jawabannya diluar dugaan". "Emange kenapa?" "Gpp Ga, koyok e aku ngerti namamu iku terinspirasi teko sopo" tandasnya. "Sopo emang?" "Koyok e bapakmu iku ngefans  ambi penyanyi dangdut deh Ga", imbuhnya. "Aku seh sempet berfikiran koyok ngunu yoan, emange awakmu ngerti sopo penyanyi seng difans i bapakku sampe beliau ngewenehi nama belakangku Irama?&

Cerpen: Hidayah Datang Tanpa Terduga

Rasanya baru kemarin salah seorang kawan memberikan nasehat yang amat bijak kepada saya. Saya sendiri sampai kaget, tidak biasanya dia seperti itu, entah kesurupan perewangan Jin Islam dari mana.  Saya masih ingat betul kalimatnya seperti ini " yen awakmu gak iso ikhlas menerima kenyataan hidup Ga, maka selamanya ia akan menjadi masalah sepanjang hidupmu" .  Saya berusaha memahami betul kalimat tersebut. Saya baru mengerti betapa sangat besar kandungan nilai etis serta filosofis di dalamnya, meskipun seraya tetap berkeyakinan kuat pasti waktu itu dia memang gak sekarepe dewe , atau bahasa kerennya ketempelan Jin. Hingga pada akhirnya, saya pun paham apa yang dimaksudkannya. Tanpa pikir panjang saya pun kemudian langsung bergegas mengganti nama-nama akun media sosial yang saya miliki dengan nama asli. Karena selama ini saya merasa belum bisa ikhlas menerima kenyataan, berupa memiliki nama belakang yang terasa aneh bagi saya (Irama). Perasaan tidak i